Tritunggal Bagian 8 (The Jesus_Part 3)

Sebelum melanjutkan pembahasan,
mari kita bahas sedikit apa yang dibahas di bagian sebelumnya.

Kita belajar bahwa “upah dosa ialah maut
Itu merupakan firman Allah
dan firman Allah tidak akan dibatalkan

Itu berarti perbuatan baik manusia, berapapun banyaknya,
tidak akan membatalkan firman itu
Sekali saja kau berdosa… upahnya adalah maut

Tetapi kita tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan
Tentu saja, Dia ingin mengampuni umat ciptaan-Nya
Tetapi Dia juga tidak mau membatalkan apa yang sudah Dia ucapkan

Oleh sebab itu,
agar pengampunan-Nya dapat terjadi,  tanpa perlu membatalkan firman-Nya
Maka harus ada korban yang mati sebagai upah dosa manusia
Harus ada tumbal yang menanggung hukuman dosa manusia

Ada beberapa yang meyakini bahwa manusia bisa masuk surga
tetapi harus disiksa di neraka terlebih dahulu untuk sekian waktu lamanya
Well, apabila benar demikian yang terjadi, maka kita patut bertanya:
“kalau demikian, kalau kita bisa masuk surga setelah disiksa di neraka,
apalah artinya Tuhan yang penuh kasih dan pengampunan?”
“Itu sama saja Tuhan bukan Maha Pengampunan.”

Ya…
Manusia umumnya bisa mengampuni setelah memberi hukuman yang setimpal
Tetapi kasih Allah pada manusia, berbeda sepenuhnya
Dia mengampuni manusia, Dia menyambut mereka di surga kelak
Tanpa perlu menghukum mereka di neraka terlebih dahulu

Tetapi kini pertanyaan besarnya adalah:
“Siapa yang pantas menanggung hukuman atas dosa manusia itu?”

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat krusial
Untuk memahaminya, kita ingat kembali analogi yang dahulu pernah kita pakai:

Jika kau mencuri 1 miliar
Maka untuk bisa diampuni, kau harus membayar 1 miliar
Bukan dengan seratus rupiah

Ini secara sederhana berarti:
Tebusan yang diberikan harus sama nilainya dengan hukum yang dilanggar
Selama tebusan itu tidak seimbang dengan hukum yang dilanggar,
maka keadilan sejati tidak akan pernah tercapai

Sama dengan itu…
Firman Allah adalah Kudus, keluar dari mulut Allah sendiri
Firman Allah itu lebih mulia nilainya dibanding jiwa manusia berdosa

Oleh sebab itu,
Ketika manusia melanggar Hukum/Firman Allah
dan manusia mau menebus dengan nyawanya sendiri,
maka tetap saja, tebusan itu tidak akan pernah bisa membayar pelanggarannya
Karena tebusan yang dia berikan jauh lebih kecil dari apa yang dia langgar
#Hukuman nerakapun tidak cukup untuk menebusnya

Apalagi kalau manusia mau menebus dengan perbuatan baik
Sedangkan jiwa manusia saja tidak mampu menebusnya, apalagi perbuatan baiknya
~Karena jiwa manusia lebih berharga dibanding apa yang dia lakukan~
Tebusan berupa perbuatan baik tidak akan pernah sederajat dengan apa yang dia langgar

Jadi…
Kembali ke pertanyaan di atas…
“Siapa yang pantas menanggung hukuman atas dosa manusia itu?”

Aku harap setelah penjelasan di atas, kaupun bisa menjawabnya
Apa jawabanmu?

Ya…
Jawabannya adalah:
“Hanya Allah sendiri yang sanggup menanggung hukuman dosa itu.”

Manusia tidak sederajat dengan Firman Allah
Tebusan berupa nyawa manusia tidak akan bisa membayar pelanggaran dosa

Tetapi Allah…
Firman Allah adalah keutuhan dari Allah sendiri
Hanya Allah yang sanggup “menghadapi” Firman-Nya sendiri

Lalu, bagaimana cara Allah “menghadapi” Firman-Nya?
Bagaimana sikap Allah terhadap “upah dosa ialah maut” yang pernah Dia ucapkan?

Kita akan bahas di bagian selanjutnya…

Tritunggal Bagian 8 (The Jesus_Part 2)

Sekarang kita me-recall pertanyaan ketiga di bagian terdahulu…

Pertanyaan ketiga:
Toh Tuhanku bisa mengampuni dosaku kok, 
lalu mengapa aku harus mendengar tentang Yesusmu?

Untuk menjawab ini, kita kupas sedikit mengenai dosa

Apa itu dosa?
sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4)

Apa konsekuensi dari dosa?
Sebab upah dosa ialah maut (Roma 6:23)

Kita tahu bahwa Allah adalah Allah yang Maha Disiplin
Allah adalah Allah yang Maha Konsisten
Dia tidak pernah salah
Dia tidak pernah plin-plan dalam firman-Nya
Dia tidak membatalkan firman-Nya seolah-olah firman itu layak diubah
Dia tidak pernah berubah

Dengan demikian,
Ketika Dia berkata bahwa “upah dosa ialah maut”
Maka firman itu tidak akan dibatalkan
Setiap dosa pasti akan “meminta” kematian

Mungkin kau akan bertanya…
“Bagaimana kalau Allah mau mengampuni dosaku?”
“Kan bisa saja Allah mau mengampuni dosaku sehingga aku tak perlu dihukum”

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus sadar
Apa maksud “pengampunan” yang kita ucapkan
Jangan-jangan kita tidak tahu apa arti diampuni

Satu kenyataan yang harus kita pahami:
“Tidak ada yang gratis di dunia ini”

Mungkin kau akan membantah:
“ada kok, itu diskon di toko adalah salah satu bentuk gratis”
“ada kok, ini aku dikasih handphone gratis oleh seseorang”

Maka kau akan salah.
Mengapa?
Karena diskon bukan berarti kau mendapatkannya cuma-cuma
Melainkan perusahaan telah menanggung biaya setara dengan diskon yang kau terima
Dan ketika kau mendapat pemberian cuma-cuma
Itu bukan karena pemberian itu benar-benar gratis,
melainkan karena ada seseorang yang harus mengelurkan uang untuk itu

Demikian halnya pengampunan dosa…
Penghapusan dosa bukanlah sesuatu yang gratis

Dosamu diampuni oleh Allah dengan “cuma-cuma”?
Perbuatan baik atau ibadahmu membuat dosamu dihapuskan?
Jumlah pahalamu lebih banyak dari dosamu, membuat kau masuk surga?
Itu tidak akan pernah terjadi

Mengapa?
Karena upah dosa ialah maut
Dan peraturan ini tetap ada
Peraturan ini tetap berlaku
Entah pahalamu luar biasa banyaknya
Entah kau adalah orang paling baik sedunia
Peraturan itu tidak akan dibatalkan
Dan kita, seharusnya mati sebagai imbalan atas dosa yang kita lakukan

Lalu…
Apakah itu berarti bahwa tidak akan pernah ada sorga bagi manusia yang berdosa?
Apakah itu berarti tidak akan ada kehidupan kekal karena semua manusia mati di neraka?
Apakah berarti benar-benar tidak ada pengampunan itu?

Jawabanku…
Pengampunan itu ada

Tetapi ada satu syarat, yakni
Peraturan “upah dosa ialah maut” harus digenapi terlebih dahulu

Artinya manusia bisa saja tidak dihukum
Artinya manusia bisa hidup kekal di sorga
Asalkan ada “Pribadi” yang menanggung hukuman dan konsekuensi dosa itu
Asalkan ada “Pribadi” yang mati karena dosa manusia
Dengan demikian, “upah dosa ialah maut” dapat digenapi

 

See?
Pengampunan dosa bukan karena Allah secara cuma-cuma meng-nol-kan jumlah dosa kita
Pengampunan dosa bukan karena ibadah atau amal kita
Pengampunan dosa bukan karena jumlah pahala kita lebih banyak dari dosa kita

Melainkan
Karena ada Satu Pribadi yang menanggung hukuman dosa kita
Sebagai ganti dari kita, supaya kita tidak jadi mati akibat dosa kita sendiri
Siapakah “Pribadi” itu?
dan pertanyaan itulah yang menjadi Pertanyaan Keempat kita…
dan akan kita bahas di waktu mendatang…

Selamat merenung bagi kita yang masih belum percaya

Tuhan Yesus mengasihi kita semua  ^_____^

Tritunggal Bagian 7 (The Jesus_Part 1)

Siapa itu Yesus?
Mengapa orang Kristen menganggap-Nya sebagai Allah?
Kalau Dia Allah, mengapa Dia disalib, bahkan mati?
Bukankah itu berarti Dia lemah, rentan, dan fana? Mengapa Dia dianggap Allah?

Aku yakin ini merupakan salah satu pertanyaan terbesar sepanjang masa

Untuk menjawab ini, dibutuhkan lebih dari sekadar LOGIKA
Untuk menjawab ini, dibutuhkan Allah sendiri
Allah itu sendiri yang menuntun HATI kita untuk mengenal siapa Yesus Kristus

Kemudian, setelah hati kita dituntun-Nya
Semakin lama kita akan semakin menyadari
Semakin lama, logika kita yang terbataspun akan Dia cerahkan
Hingga akhirnya, tidak saja hati kita, melainkan logika kitapun akan menerima-Nya

Adapun bagian ini…
Tidak untuk membawa “hati” kita kepada-Nya
Melainkan mengenai bagaimana pertanyaan di atas dapat dijawab dan diterima oleh “logika”

Melalui ini aku ingin membagikan padamu,
bahwasanya iman Kristen bukanlah iman yang 100% tanpa logika
Jika kau ingin memahaminya dengan logikamu, Tuhan pasti akan menuntun logikamu
Tapi Dia akan melakukan itu setelah Dia menuntun hatimu terlebih dahulu

Aku berdoa, siapapun dirimu yang membaca ini
Semoga Tuhan menuntun hati dan pikiranmu, untuk mengenal Dia
Sehingga kaupun bisa berkata:
“Oh iya ya, logis juga sih sebenarnya kalau Yesus itu Allah.”

Mari kita mulai!!!

——————————————————————————————————–

Pertanyaan pertama:
Dapatkan ibadah atau perbuatan baik menyelamatkan manusia?

Banyak orang percaya bahwa semakin banyak ibadah yang dilakukan
Semakin banyak perbuatan baik yang dikerjakan
Semakin melimpah pahala yang dikumpulkan
Maka semakin besar kesempatan untuk masuk surga

Ini merupakan anggapan yang salah besar
Karena orang yang demikian berpikir dapat menyogok Allah untuk mendapat surga
Orang yang demikian, melakukan perbuatan baik dengan pamrih
Bukanlah Allah yang menjadi fokus, melainkan surganya
Kalau demikian, mana mungkin dia layak masuk surga

Jika ada satu dosa saja,
Maka sebanyak apapun perbuatan baik yang dilakukan
Sebanyak apapun pahala yang dikumpulkan
Tidak akan bisa menjamin keselamatan

Mengapa?
Karena Allah itu KUDUS/SUCI
Jadi apabila kita ingin bertemu Dia di surga kelak,
maka kita harus KUDUS/SUCI pula

Masalahnya sekarang, kita tidak kudus
Kita penuh dosa
Sehingga untuk menjadi kudus,
dosa itu harus dihapuskan terlebih dahulu

Hal ini mengantarkan kita kepada pertanyaan kedua…

——————————————————————————————————–

Pertanyaan kedua:
Dapatkah ibadah dan perbuatan baik membuat dosa dihapuskan?

Banyak orang yakin bahwa ibadah atau perbuatan baik dapat menebus dosa
Sekali lagi, anggapan ini salah besar

Manusia, dengan ibadah yang dia lakukan, tidak mungkin bisa menebus dosanya
Mengapa?
Karena ketika dia melakukan perbuatan baik itu,
dia sedang dalam kondisi berdosa pula

Mari kita kaji ulang…

Apa itu dosa?
Dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah

Hukum Allah merupakan Standar Tertinggi
Hukum Allah itu agung dan kudus
Dengan demikian,
pelanggaran terhadap Hukum Allah adalah Pelanggaran Kelas Berat
Dan jika seseorang melanggar Standar Tertinggi itu,
maka dia harus diganjar dengan Hukuman Kelas Berat

dan kalau dia ingin dosanya diampuni
maka minimal untuk menebus kesalahannya,
dia harus membayarnya dengan sesuatu yang SAMA BESARNYA dengan Standar Tertinggi itu

Ibaratnya, jika seseorang mencuri 1 Juta Rupiah
Minimal untuk menebus kesalahannya,
dia harus membayar 1 Juta Rupiah juga
Itu minimal loh…

Analog dengan perihal penebusan dosa,
maka ketika seseorang ingin menebus dosa terhadap Hukum Allah Yang KUDUS/SUCI itu
Dia harus KUDUS/SUCI terlebih dahulu

Artinya, kalau kita masih berdosa,
ibadah itu tidak akan pernah bisa menebus dosa
#namanya juga melakukan dosa, ya berarti tidak KUDUS kan

Misalkan kita mencuri 1 Miliar (pelanggaran besar)
tidak mungkin kita dapat menebus kesalahan itu dengan membayar ganti rugi sebesar seribu rupiah
(tebusan yang kecil)

Analog dengan itu…
Ketika kita berdosa (pelanggaran besar karena melanggar Hukum Allah)
tidak mungkin kita dapat menebusnya dengan ibadah kita, ibadah yang tidak sempurna
karena ibadah itu dilakukan oleh orang yang berdosa (tebusan yang kecil)

Lalu…
Jika demikian standarnya…
Apa berarti sampai kapanpun manusia tidak bisa menebus dosanya sendiri?

Yup, manusia tidak akan pernah bisa menebus dosanya sendiri

Lalu bagaimana kalau Tuhan mau memaafkan saya?
Bagaimana kalau Tuhan mau mengampuni saya, entah saya baik ataupun berdosa?
Berarti dosa saya bisa dihapuskan dong?
Berarti saya tidak butuh Yesus yang kamu tawarkan

Mungkin Anda akan berpikir demikian…
Good questions,
dan itu mengantarkan kita ke pertanyaan berikutnya

——————————————————————————————————–

Pertanyaan ketiga:
Toh Tuhanku bisa mengampuni dosaku kok,
lalu mengapa aku harus mendengar tentang Yesusmu?

Pertanyaan ini harus dijawab dengan mengetahui “mekanisme” dibalik PENGAMPUNAN itu

Tetapi tahan dulu rasa penasaranmu…
Kita akan bahas ini dibagian berikutnya…
Selamat malam…
Tuhan Yesus mengasihimu

Tritunggal Bagian 6

Kali ini, pembahasan kita mengenai Trinitas difokuskan pada Perjanjian Baru
dan fokus dari Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus
Mungkin tidak banyak yang menyadarinya
akan tetapi ada fakta menarik dari masa pelayanan Yesus di dunia dalam kaitannya dengan Trinitas
dan inilah fakta itu…

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan
Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:

“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. –> Suara Bapa
~Matius 3 : 16-17~

Pembaptisan merupakan titik paling awal dari pelayanan Yesus di dunia
dan bagaimana dengan titik paling akhir dari pelayanan-Nya?

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
~Matius 28 : 19-20~

Ya… itu merupakan Amanat Agung
Pelayanan firman yang merupakan titik terakhir dari pelayanan Yesus di dunia
dan itu memberikan kesimpulan bahwa:
Di titik awal dan akhir (biasanya awal dan akhir merupakan titik krusial) dalam masa pelayanan Yesus di bumi,
Allah hendak menyampaikan suatu pesan penting,
yakni pesan tentang siapa Pribadi-Nya yang sebenarnya
Di masa sebelumnya, di Perjanjian Lama, Allah belum menyatakan Pribadi-Nya secara jelas
dan ketika Yesus datanglah, Allah hendak menjelaskan kepada manusia, Siapa Diri-Nya
Yakni Allah yang Esa dalam Pribadi Bapa dan Anak dan Roh Kudus

Di pembahasan Perjanjian Lama, kita belum membahas tentang Pribadi Bapa dan Anak dan Roh Kudus
Sebelumnya, kita hanya mengenal Allah
Lalu, siapakah Pribadi Bapa dan Anak dan Roh Kudus itu?
Mengapa kita harus yakin bahwa Ketiga-Nya adalah Allah
dan Allah adalah Allah Jika dan Hanya Jika Allah adalah Bapa dan Anak dan Roh Kudus?
Bagaimana kita bisa mengerti bahwa Ketiga-Nya itu Esa?

Dalam pembahasan berikutnya kita akan fokus membahas dua hal…
Pertama:
Apa bukti Alkitab bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi Allah
(pembahasan mengenai Bapa tidak akan dibahas karena sudah jelas bahwa Bapa adalah Allah
dan yang banyak dipertanyakan hanya Ke-Ilahi-An Yesus dan Roh Kudus saja)

Kedua:
Apa bukti bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah Tiga Pribadi yang berbeda?
Di bagian ini kita hanya akan membahas topik pertama
dan pembahasan lebih difokuskan dengan pemaparan ayat-ayat Alkitab sebagai bukti

A. Ke-Ilahi-An Yesus

Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku (Yesus) punya (Yohanes 16 : 15)

And now, Father, glorify me in your presence
with the glory I had with you before the world began. (John 17 : 5)

Mengapa ayat ini kusampaikan dalam terjemahan Inggris?
Karena terjemahan Inggris lebih akurat dalam mengungkapkan makna di ayat ini dibanding terjemahan Indonesia

Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri
dengan kemuliaan yang Aku-dan-Kau-miliki-bersama sebelum dunia ada
~penulis yang mencoba menerjemahkan~

dan ini berarti Pribadi Yesus dan Pribadi Bapa memiliki kemuliaan BERSAMA
dan dipertajam dengan SEBELUM DUNIA ADA
Hal ini dapat dimengerti dengan jelas bahwa Yesus tentunya Allah

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ~Filipi 2 : 5-7~

Sebab seorang anak telah lahir  untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; 
lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang:

Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. ~Yesaya 9 :6~

Ayat di atas adalah nubuatan Nabi Yesaya,
dan dari ayat ini kita tahu
bahwa putera (mengacu pada Yesus) itu akan disebut Allah yang Perkasa
karena memang Dia adalah Allah

Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia,
juga mereka yang telah menikam Dia.
Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (Dia merefer pada Yesus)
Aku (kata Yesus) adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah,
yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”
~Wahyu 1 : 7-8~

Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;
tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,
lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
dan Yang Hidup. Aku telah mati (jelas bahwa ini kata-kata Yesus), namun lihatlah, Aku hidup,
sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
~Wahyu 1 : 17-18~

“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku
untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian,
Yang Awal dan Yang Akhir.”
“Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku
untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat.
Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.”
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: 
“Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
~Wahyu 22 : 12-13, 16, 20

Banyak orang mengatakan:
“Di Injil Yesus ga pernah mengatakan bahwa Dia adalah Allah,
Yesus juga ga pernah meminta manusia menyembahnya,
tapi kok orang Kristen menganggap dia Allah sih?, bodoh!!!”

Mungkin kamu adalah salah satu orang yang pernah ditanyai temanmu seperti itu
dan mari kita renungkan kembali…

Kedatangan Yesus yang pertama memang tidak bertujuan untuk menyatakan Dia Allah secara eksplisit
Kedatangan-Nya yang pertama bertujuan untuk mati di kayu salib, berkorban demi dosa manusia

Dia tidak secara ekspisit mengatakan “Sembahlah Aku.”
tetapi Dia secara eksplisit mengatakan “Percayalah kepada-Ku.”

dan memang, sampai Yesus naik ke Sorgapun,
Dia belum menyatakan bahwa Dia Allah secara eksplisit
tetapi itu bukan berarti semua sudah selesai…
karena “aksi” Yesus belum selesai,
semua akan Dia selesaikan ketika Dia datang kedua kali…

dan pada saat itulah Dia menyatakan Siapa Diri-Nya, yakni bahwa Dia-lah Allah…
dan bahwa patutlah berbahagia semua yang percaya pada-Nya dan menuruti perintah-Nya

Yesus/ Isa (dalam panggilan Arab) akan datang kedua kali… Itu benar…
dan bukan iman Kristen saja yang mengakui itu

tetapi banyak yang menentang bahwa Yesus adalah Allah…
Suatu kaum menolak bahwa Yesus adalah Mesias karena Dia datang dalam keadaan miskin (dan bukan Raja)
dan kaum yang lain menentang bahwa Allah tidak mungkin mati jadi Yesus pasti bukan Allah
dan Isa tidak disalib, tidak mungkin Isa dibiarkan disalib karena Isa disayang Allah

Benarkah Allah tidak boleh mati atau miskin?
Kalau Allah berkehendak turun ke bumi, menjadi miskin dan mati untuk menebus dosa,
apakah manusia berhak mengatakan, “Allah ga boleh mati, itu penghinaan!?

Lalu… Mengapa Allah harus mati untuk menebus dosa manusia?
Kenapa harus repot-repot?
Kenapa nggak langsung Allah maafkan saja dosa manusia jadi ga usah turun ke bumi?

Kita akan bahas itu di bagian berikutnya
Masih tentang pembahasan Ke-Ilahi-An Yesus Kristus…
tapi sekarang, aku rasa kita sudahi dulu dan kita pertajam lagi dengan perenungan masing-masing

Oke…
Have a nice week end…
Jangan lupa ke gereja besok,
dan Tuhan Yesus memberkati 🙂

Tritunggal Bagian 5

Mari kita lanjutkan pembahasan kita…

Sejauh ini kita sudah menangkap dua fakta menarik
Yakni bahwa ayat pertama di Alkitab sudah menyiratkan (sekaligus menyuratkan) ke-esa-an dalam ke-jamak-an Pribadi Allah
(Ingat : Elohim)

dan bahwasanya ayat landasan monoteisme (Ulangan 6 : 4) pun sudah menyiratkan (sekaligus menuratkan) ke-esa-an dalam ke-jamak-an Pribadi Allah
(Ingat : “satu” dalam Ulangan 6 : 4 adalah sama dengan “satu” dalam Kejadian 2 : 24 dan itu tidak berarti “satu” dalam hal jumlah, melainkan “satu” dalam artian tak terpisahkan)

Kini pembahasan kita akan lebih spesifik dalam mengingat ayat-ayat di Alkitab yang mendukung hal ini:

1.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,….
” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya.”
~Kejadian 1 : 26-27~

Tidak ada penjelasan yang bisa membuat makna jamak dari “Kita” menjadi makna tunggal
Kita ya Kita… suatu kata ganti subjek jamak dan bagaimanapun argumennya, tidak bisa dijadikan tunggal

Banyak yang mengartikan bahwa kalimat ini menjelaskan Allah sedang berbincang dengan malaikat
Tetapi “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya” secara mudah sudah dapat dimengerti bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah saja dan bukan gambar malaikat.

2.
Berfirmanlah TUHAN Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat;
maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya
dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya,
sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.
~Kejadian 3:22~

Ini adalah kejadian setelah Adam dan Hawa memakan buah yang telah Allah larang untuk dimakan
yaitu buah pengetahuan yang baik dan yang jahat
Tampak jelas bahwa Allah sedang berbicara dengan Diri-Nya sendiri dan bukan dengan siapapun, termasuk malaikat
Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi banyak orang adalah…
“mengapa Allah memakai kata “Kita” ketika Dia berbicara dengan Diri-Nya sendiri?”

dan pertanyaan itulah yang dari awal sedang kita bahas
yakni bahwasanya Allah sesungguhnya tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah

3.
“Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka,
sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.”
~Kejadian 11 : 7~

Peristiwa ini adalah ketika manusia di zaman itu hendak membangun menara yang mereka harapkan bisa mencapai langit
Kala itu seluruh manusia berbicara dengan bahasa yang sama
Kemudian hal itu dipandang tidak baik di mata Allah
dan Dia mengacaubalaukan bahasa mereka sehingga menara itupun tidak jadi terselesaikan
Itulah awal dari Babel

Sekali lagi…
Percakapan ini bukanlah antara Allah dengan malaikat apalagi dengan manusia.

4.
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre,
sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.

Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka,
lalu sujudlah ia sampai ke tanah
~Kejadian 18 : 1 – 3~

Ini adalah momen di mana Allah menjanjikan seorang keterunan kepada Abraham
Memang ayat ini belum tentu menjelaskan bahwa Allah adalah Tritunggal
tetapi kita sadar bahwa hal apapun yang Allah lakukan pasti ada maksudnya
Dan dengan demikian, pasti ada maksudnya Allah hadir dalam rupa tiga orang
Mengapa Allah tidak hadir dalam rupa satu, dua, atau empat orang?
Memang pertanyaan ini hanya bisa terjawab setelah kita bertemu langsung dengan Allah
tetapi poin ini hanya untuk mengingatkan kita…
“pasti ada maksud dari tiga dalam peristiwa ini”

5.
Then I heard the voice of the Lord saying, “Whom shall I send? And who will go for us?”
~Isaiah 6 : 8~

Ada sedikit kerancuan dengan terjemahan Bahasa Indonesia
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
“Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”

Ini bukanlah kesalahan dalam hal esensi melainkan kesulitan yang ditemukan dalam sinkronisasi dua bahasa
Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam Bahasa Ibrani, suatu bahasa yang jauh lebih tua dibanding Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia bahkan belum berusia 100 tahun
Oleh sebab itu, akan wajar jika hal seperti ini ditemui

However, teman-teman dapat melihat Alkitab Bahasa Indonesia yang disajikan dengan “gaya” terjemahan lain yang sudah disesuaikan
Misalnya versi Kitab Suci Injil
Setelah itu kudengar suara TUHAN berfirman, “Siapakah yang akan Kuutus? Siapakah yang mau pergi bagi kita?”

Sekali lagi, beda versi dalam Alkitab Bahasa Indonesia bukan berarti isi Alkitab dimodifikasi
Beberapa Alkitab versi yang berbeda sebenarnya diterbitkan oleh Lembaga yang sama
Variasi dalam versi ini adalah cara supaya Alkitab bisa dikonsumsi oleh semua kalangan dalam berbagai bahasa
Terkadang, versi Alkitab yang satu memiliki bahasa yang terlalu tinggi sehingga sulit dimengerti oleh orang tua atau golongan yang lain
karena itu ada Alkitab dalam Bahasa Sehari-Hari yang lebih mudah dicerna, tanpa dimodifikasi

See?
Itulah inti Firman Allah… untuk dimengerti dan dipahami oleh semua orang
Apalah arti Firman Allah jika tidak bisa dimengerti oleh manusia
Tuhan bisa berkomunikasi dengan umat-Nya dalam bahasa mereka dan tidak terbatasi oleh satu dua bahasa saja

Oke…
Sebenarnya ada beberapa ayat lain yang juga mendukung…
Tapi itu kuserahkan kepada teman-teman untuk mengeksplornya sendiri…

Sekali lagi…
Tuhan menciptakan manusia logika…
Tapi logika tidak diperuntukkan untuk mendifinisikan 100% Siapa Allah…

Allah itu Satu dalam Tiga Pribadi…
Memang itu di luar logika kita…
Tetapi bukan berarti karena itu di luar logika kita, maka itu menjadi tidak benar…

Jangan sampai kita menjadikan logika kita sebagai Allah kita…
Kalau kita mengandalkan logika kita untuk mengerti Allah,
maka sesungguhnya logika kita lah yang menjadi allah kita…

Berikutnya, kita akan masuk ke dalam pembahasan Tritunggal dalam Perjanjian Baru
Sampai bertemu saat itu 😀

Damai sejahtera bagimu…
Tuhan Yesus memberkati

Tritunggal Bagian 4

Iman Kristen adalah iman monoteisme
Kami percaya hanya kepada Satu Tuhan… Tuhan Yang Esa
dan tidak lebih

Ini beberapa ayat yang menegaskan Ke-Esa-An Allah:

  • Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4)
  • Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. (Yesaya 45:5)
  • Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. (1 Timotius 1:17)
  • Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)

Pada bagian ini kita akan membahas Perjanjian Lama
Aku tahu sebagian pembaca bukanlah orang Kristen
dan mungkin akan bingung dengan penamaan Perjanjian Lama dan Baru

Aku pernah ditanyai “Chard, orang Kristen kok ada Perjanjian Lama dan Baru yah?”
“Apa itu artinya Perjanjian Lama itu salah? Kalau salah kok ada di Alkitab kalian?”
Mungkin pembaca adalah orang yang juga bingung dengan hal ini…
Di sini aku ingin menjelaskan bahwa Perjanjian Baru tidak menyatakan bahwa Perjanjian Lama itu salah
akan tetapi Perjanjian Baru adalah penggenapan atau, sederhananya, eksekusi dari Perjanjian Lama
dan eksekusi Perjanjian Lama itu dinyatakan dalam Karya Isa Almasih atau yang kami kenal sebagai Yesus Kristus
Karena itu Alkitab berisi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

nah… kita kembali ke Tritunggal…
Jika kita menelusuri Perjanjian Lama untuk memahami Tritunggal
Hal yang harus kita pegang dari awal adalah “jangan dulu berekspektasi akan menemukan 3 Pribadi itu di sini”
Perjanjian Lama tidak menyingkapkan Bapa-Yesus-Roh Kudus
Perjanjian Lama hanya menyingkapkan bahwa “Allah itu Esa tapi ada dalam Pribadi yang tidak tunggal

Kita masuk ke fakta yang pertama…
Aku sarankan kau menyiapkan Alkitab bahasa Ibrani… yang biasa ada di software E-Sword..
dan bahasa Inggris karena penerjemahaan dalam bahasa Indonesia belum “selengkap” kedua bahasa itu…
Indonesia merdeka belum sampai 100 tahun, wajar kalau bahasa kita masih “miskin”…
dan wajar kalau terkendala dalam penerjemahan…
Berbeda dengan Bangsa Inggris yang sudah ratusan tahun merdeka sehingga bahasa merekapun lebih kaya
Apalagi bahasa Ibrani… yang sudah sangat tua dan matang… sehingga pembahasaannya pun rinci

tapi jangan kuatir, bukan berarti Alkitab bahasa Indonesia itu salah…
Alkitab bahasa Indonesia itu benar
hanya saja untuk keperluan bible study kita perlu Alkitab dengan bahasa lain untuk lebih tajam dalam memahami…
Oke? Udah siap? Here we go

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (Kejadian 1 : 1)
In the beginning
 God created the heaven and the earth. (Genesis 1:1)

Kalau kita menyelidiki kata God/Allah dalam bahasa aslinya (Ibrani), maka kita akan menemukan bahwa:
kalimat ini ditulis dengan Elohim yang artinya kata ganti Tuhan yang JAMAK
sedangkan untuk kata ganti Tuhan yang tunggal, akan digunakan kata El atau Eloh
selain itu… kata created… dalam bahasa Ibraninya… merefer kepada kata kerja yang dilakukan oleh subjek yang tunggal

artinya… God (kata ganti JAMAK) created (kata ganti subjek TUNGGAL) akan menghasilkan uni-plural noun
yang artinya God (sebagai noun) adalah uni-plural (satu-tapi jamak)

Menarik… Fakta yang pertama:
Ayat pertama di Alkitab saja sudah mengisyaratkan bahwa Allah itu Esa
tapi Esa dalam Pribadi yang Jamak (belum tahu apakah tiga atau tidak)

Seperti rule kita di awal…
Kita percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan, pasti ada maksudnya
dan mengapa ayat ini yang mengawali seluruh Alkitab?
Pasti Allah punya maksud tertentu yang krusial

Lanjut ke fakta yang kedua…

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6 : 4)
Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD: (Deuteronomy 6 : 4)


Inilah ayat yang diyakini menjadi dasar dari Monoteisme yang dipegang oleh saudara-saudara sepupu kita
dan oleh kita juga, mengingat kita semua kenal kepada nabi Musa yang menuliskan ini
tapi coba selidiki lebih dalam, apa sebenarnya bahasa asli dari kalimat ini…
Di sana kita akan menemukan God … yang sekali lagi… ditulis dengan Elohim (jamak)
dan kata satu/one yang dalam bahasa aslinya ditulis dengan echad
yang mana kata echad juga digunakan pada Kejadian 2 : 24

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.

Dan kita tahu bersama-sama bahwa “satu daging” di sini tidak berarti “satu buah (nominal) daging
sebab suami istri itu bukanlah satu orang
melainkan kedua pribadi (suami-istri) yang memiliki kesatuan yang tak terpisahkan
Kata echad tidak mengacu kepada nominal sama dengan satu
melainkan kepada suatu kejamakan yang bersatu/menyatu dan tak terpisahkan

Artinya apa?
Artinya adalah Tuhan itu Esa… tapi Esa dalam artian Kesatuan yang Tak Terpisahkan…
dan bukan satu pribadi
Jika Pribadi itu terpisah… maka Dia bukan Allah…
Justru karena Kesatuan itulah maka Allah itu adalah Allah…

Menarik… Fakta yang kedua:
bahkan ayat yang menjadi landasan monoteisme pun sebenarnya sudah mengisyaratkan
bahwa 
Allah itu Esa tapi Esa dalam Pribadi yang jamak

Bagaimana?
Sudah mulai ada gambaran?
Aku rasa cukup dulu sejauh ini…
Kita masih punya banyak waktu untuk menggali lebih dalam…
Berikutnya pembahasan masih akan dilanjutkan dengan fokus pada Perjanjian Lama

Mari terus memiliki kerinduan untuk mengenal Allah
dan mohon hikmat agar kita bisa menyelami pikiran-Nya yang tak terselami oleh akal budi manusia
Tuhan Yesus memberkati

Tritunggal Bagian 3

Sebelumnya aku minta maaf…
Pada bagian 1 aku sudah menyebutkan konsep-konsep apa saja yang salah dalam memahami Tritunggal

ada analogi 1 orang yang menjadi guru di sekolah, ayah di rumah, dan ketua RT di lingkungan
ada analogi air, yang menjadi es, cair, dan gas
atau matahari, dengan bolanya, cahayanya, dan panasnya
Semua itu memiliki dasar yang sama, yakni Allah itu Satu Pribadi
nah… di bagian satu seolah-olah aku menyebut ini Trimurti

padahal beda teman-teman… aku tidak sadar melakukan kesalahan itu
Trimurti berbeda lagi, trimurti adalah 3 kekuatan
Konsep Trimurti menyatakan Tuhan itu benar-benar ada 3 dan terpisah
Tentu saja, inipun bukan Trinitas

Oke, jadi clear yah? Aku minta maaf    ^^b
Adapun bagian 1 tidak kurevisi supaya kita bisa melihat letak salahku di mana

Nah… sekarang kita lanjut
Sebelumnya kita sudah memahami asal-muasal mengapa konsep Tritunggal ini mulai diangkat
Sebagian orang Kristen memahami bahwa Allah adalah Esa tetapi esa bukan berarti 1 pribadi, melainkan pribadi yang jamak itulah yang menjadi Ke-Esa-An Allah
tapi di kubu orang ‘Kristen’ yang lain, mereka tidak setuju dengan Pribadi Allah yang jamak

Ada beberapa ajaran, seperti:

Monarkianisme Dinamkik
Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus adalah kuasa tak berpribadi dari Allah…
Jadi seolah-olah Yesus hanya puppet yang dikontrol oleh Bapa dari sorga…

Monarkianisme Statik (atau Sabelianisme)
Yesus adalah Bapa
Banyak orang Kristen masa kini secara tidak sadar sebenarnya memegang konsep ini

Arianisme dan Ebionites
Yesus adalah ciptaan… Yesus 100% manusia saja…. Yesus sekadar nabi atau orang baik

Doketis dan Apolinarianisme
Ajaran ini percaya bahwa Yesus adalah Allah tetapi tidak menjadi manusia
Ajaran ini menyatakan bahwa Yesus benar-benar memiliki 100% kekuatan Allah, tanpa kelemahan
Ini berarti ajaran ini menyangkal pengorbanan Allah yang rela menjadi manusia…

Nestorianisme
Kristus adalah Allah dan Kristus adalah manusia…
tetapi dua pribadi yang terpisah…

Eutychianisme
Kristus bukan Ilahi dan juga bukan manusia
#trus apa dong, duh ni ajaran tega amat yee? hehehe

dan mungkin masih banyak lagi penyimpangan mengenai Pribadi Allah

dan dari semua ajaran itu, yang paling besar impact-nya adalah Arianisme
Ajaran ini diangkat oleh Arius… seorang yang sebenarnya terkemuka di kalangan orang Kristen
Tetapi pendapatnya ditentang oleh Athanasius… yang juga terkemuka
Perbedaan pendapat antara dua kubu yang kuat ini memicu pertengkaran
bahkan sampai berujung pada pertumpahan darah

Hal ini memicu diadakannya Konsili Nicea pada tahun 325 AD…
sebagai nice to know
325 AD artinya 325 tahun setelah Kristus lahir (A.D. = anno Domini = in the year of our Lord)
sedangkan 325 BC adalah 325 tahun sebelum Kristus lahir (B.C. = before Christ)

nah… silakan dibaca sendiri sejarah lengkapnya
aku skip saja sampai kepada Kesimpulan dari Konsili Nicea ini
Perhatikan baik-baik:

Kami percaya kepada satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal,
yang lahir dari Sang Bapa, yang sehakikat dengan apa,
Allah dari Allah, terang dari terang, Allah sejati dari Allah yang sejati,
diperanakkan bukan dibuat;
semua yang ada di surga dan semua yang ada di bumi,

yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telah turun dan menjadi daging,
dan menjadi manusia, menderita, bangkit pada hari ketiga, naik ke surga,
dan akan datang kembali untuk menghakimi yang hidup dan yang mati

dan pada tahun 381 AD, Kaisar Theodosius mengadakan Konsili Konstantinopel
yang sedikit merevisi hasil Konsili Nicea…
hasilnya persis seperti hasil di atas, hanya saja diberi tambahan
Kami percaya kepada Roh Kudus

nah… itulah sekilas tentang sejarah Tritunggal…
Aku harap teman-teman bisa lebih menajamkan lagi dengan membaca sejarahnya…
Ketika aku pelajari… aku tersadarkan bahwa tidak mungkin melepaskan Kebenaran dari Sejarah…
Karena itu sebaiknya kita tidak acuh-tak-acuh pada sejarah
Apalagi sejarah iman kita

Bagaimana ada Tritunggal
Bagaimana proses penyusunan Alkitab
Mengapa Alkitab kita sedikit berbeda dengan Katolik
Mengapa ada banyak aliran gereja
Mengapa ada banyak jenis baptisan dan liturgi

Semua itu sangat penting…
dan akan memberikan peneguhan kepada kita untuk menghadapi akhir zaman yang penuh penyesatan ini…
Tapi di atas itu semua… Alkitab itu dululah yang seharusnya kita gali terlebih dahulu…
Sebelum kita mulai beranjak ke sejarah…
Karena tanpa iman yang tumbuh dari pembacaan firman Tuhan yang menjadi jangkarnya, bisa-bisa sejarah itu yang akan menyesatkan kita

Oke?
Selanjutnya kita akan lebih membahas tentang Ke-Esa-An Allah
dan arah pembahasan kita lebih ke ayat per ayat

Tetap diuji…
Tetap miliki kerinduan untuk MENGENAL ALLAH…
bukan sekadar belajar tentang Allah (supaya bisa tau dan dikenal sebagai orang yang tau)

Tuhan Yesus memberkati

Tritunggal Bagian 2

Jadi mengapa Tritunggal tidak pernah disebut secara eksplisit di Alkitab?
Mengapa istilah Tritunggal itu tidak ada di Alkitab?

Hemm… pertanyaan bagus…
Memang sulit untuk memberikan penjelasan yang 100% akan memuaskan pertanyaan itu
Tapi banyak penafsir mengatakan bahwa
kemungkinan di zaman Yesus hingga era gereja mula-mula,
tidak ada kebingungan yang sedemikian ekstrem mengenai konsep 1 Allah 3 Pribadi ini
coba kau selidiki di Perjanjian Baru
tidak ada yang mempermasalahkan siapa Bapa siapa Yesus siapa Roh Kudus
dan kau akan menemukan bahwa PB memberikan perbedaan yang signifikan antara ketiga Pribadi tersebut
dan PB tidak mengindikasikan sama sekali bahwa Allah = Yesus = Roh Kudus

Statement Yesus bahwa “Yesus itu ada”
kemudian “bahwa Bapa mengutus Yesus” dan “Yesus akan mengirimkan Penolong yang lain (Roh Kudus)”
sudah cukup bagi jemaat mula-mula untuk memahami konsep Tritunggal tanpa perlu membuat “teori” tentang itu
karena hal ini tidak menjadi isu, maka tidak ada yang menyebutnya secara spesifik di PB

nah kita sama-sama tahu bahwa terjadi perubahan besar-besaran dalam tubuh Kristen pada era setelah jemaat mula-mula
Kaisar Nero dan sebagainya sangat mempengaruhi “kebudayaan” pengikut Kristus kala itu
dan somehow, mungkin… karena pengaruh politik, agama baru yang bermunculan, pengetahuan, kesenian, dan kemajuan di bidang lainnya
maka Tritunggal yang awalnya sudah bisa diterima “dengan mudah” oleh orang-orang percaya
kini menjadi terdefleksi hingga yang tersisa hanyalah…
ALLAH ITU ESA…

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4)

Sekilas… kita juga pasti akan setuju… bahwa Allah itu Esa…
Banyak penafsir meyakini bahwa ayat ini pun mendasari kedua saudara sepupu kita (Yahudi dan Kedar) untuk memegang prinsip bahwa Allah itu Esa
dan ayat inilah yang terkadang mereka jadikan senjata untuk mendesak orang Kristen yang mereka kira ber-tuhan tiga
Tapi, pertanyaannya… apakah yang dimaksud esa di sini?
Apakah pemahaman mereka mengenai ke-esa-an yang dimaksud sudah benar? akan kita bahas itu nanti

kembali lagi ke sejarah…

Di satu sisi, orang Kristen percaya bahwa Allah itu Esa… (Allah di sini, mereka refer kepada Bapa)
tapi di sisi lain, orang Kristen juga percaya bahwa Yesus itu Allah
#adapun Roh Kudus, pada masa “kebingungan” itu, belum “dianggap” sebagai Pribadi Allah

lalu bagaimana dong menyatukan kebenaran bahwa “Allah/Bapa itu Esa”… “Yesus itu Allah” … dan … “Yesus bukan Bapa”?

apakah mungkin…. Allah itu bukan hanya satu Pribadi?

naaaahhh…. kira-kira seperti itulah cikal bakalnya konsep Tritunggal diangkat
pertanyaan itulah yang menjadi awal dari pendalaman siapa Allah yang sebenarnya

Gereja mula-mula tidak menemukan masalah dengan Tritunggal, mereka bisa memahaminya “dengan mudah”
tapi gereja pada masa (sebut saja masa transisi) itu mengalami “kebingungan” yang luar biasa
dan nampaknya “kebingungan” itu merambah sama gereja masa kini

Oke… sampai sini kita sudah mengerti kan tentang kok di Alkitab tidak ada Tritunggal?

Well, aku minta maaf…
awalnya aku berjanji akan membahas ajaran-ajaran pada masa transisi, yang menentang Tritunggal…
Nampaknya aku tidak bisa bahas di sini…
Akan kepanjangan dan bisa jadi membosankan…
Semoga bisa kita bahas selanjutnya yah…  ^^b

Oke deh… Jangan lupa terus diuji yah

Tuhan Yesus memberkati

Tritunggal Bagian 1

Kalau kau ingin memahami Tritunggal
Selalu awali dengan membaca Yohanes 17

Jadi apakah Tritunggal atau Trinitas itu sebenarnya?

Doktrin Tritunggal adalah ini:
Ada satu Allah yang ada dalam tiga pribadi. Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap pribadi tidaklah sama dengan pribadi yang lain, tetapi masing-masing pribadi adalah sepenuhnya Ilahi dalam hakekat-Nya. Setiap pribadi bukan Tuhan yang akan membuat tiga Tuhan. Sebaliknya, totalitas dari ketiga pribadi itulah yang menjadikan-Nya SATU Tuhan.

Bagaimana?
Mungkin sebagian dari pembaca akan kaget
Kaget karena kita memiliki pemahaman akan Tritunggal yang berbeda

Ya, sebagian orang memang memiliki pemahaman yang berbeda
Banyak yang memahami Tritunggal ibarat:
Satu orang, di sekolah menjadi guru, di rumah menjadi ayah, dan di lingkungan menjadi ketua RT
Satu… tapi tiga jabatan

atau ada juga yang menganalogikannya seperti air
Yang bisa menjadi padat, cair, dan gas
Satu… tapi tiga wujud

atau seperti matahari
yang ada bolanya sendiri, ada panasnya sendiri, ada cahayanya sendiri
Satu… tapi tiga fungsi

Yang dengan demikian menyatakan bahwa:
Tritunggal adalah satu pribadi Tuhan dengan tiga fungsi yang berbeda atau dengan kata lain mengartikan bahwa:
Bapa adalah Yesus itu sendiri

Kuberi tahu padamu itu bukanlah Tritunggal. Oh ya, jangan juga samakan Tritunggal dengan Trimurti. Trimurti terdiri dari tiga pribadi yang benar-benar terpisah tanpa adanya kualitas kesatuan seperti yang nyata pada Tritunggal. Tidak. Allah adalah Tiga pribadi dalam Satu dan Satu dalam Tiga. Bapa bukanlah Yesus dan Yesus bukanlah Bapa. Kalau Bapa adalah Yesus, tidak perlu ada percakapan di Yohanes 17 dan percakapan-percakapan lainnya, antara Bapa dan Kristus.

Mungkin kau masih kaget sekarang dan tidak percaya
Tapi seperti rule kita di awal… “jangan keraskan hatimu” … “jangan bersandar pada pengertianmu”
Tenang dulu…
Seiring dengan berjalannya waktu, aku harap kita akan sampai kepada kesimpulan bersama ^^b

Oke?
Aku sangat ingin hati-hati di sini. Aku tidak mau membuat tulisan ini terlalu panjang dan membuatmu bosan. Tulisan yang panjang bukanlah tujuanku. Kerinduanku adalah kita sama-sama bisa mengerti mengenai Allah kita. Aku menceritakan apa yang pernah aku dalami dan kau mengoreksiku bila perlu. Dan itu perlu waktu dan kesabaran. Janganlah terburu-buru!

Sip!
Berikutnya kita akan membahas Sejarah dari Istilah Tritunggal ini.
Mengapa tidak ada istilah Tritunggal di Alkitab?
Ajaran-ajaran apa saja yang anti Tritunggal?

Sampai nanti
Tuhan Yesus memberkati

Tritunggal Bagian 0

Tritunggal…
Aku yakin kita sudah sering mendengarnya.

Kini pertanyaannya…
Apakah itu tritunggal?
Apakah kau dan aku memiliki pemahaman yang sama mengenai Tritunggal?

Yang aku yakini:
Tritunggal adalah sebutan orang Kristen untuk Tuhan

Ya… Allah kita adalah Allah Tritunggal
Allah Bapa Allah Anak Allah Roh Kudus

Tapi, tidak sesederhana itu…
Apakah itu artinya kita memiliki 3 Allah?

Ada yang mengatakan…
Allah Bapa = Allah Anak = Allah Roh Kudus
Ada yang mengatakan sebaliknya

Lah… tapi mereka berdua percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan satu-satunya jalan keselamatan…
Kalau pemahaman mereka akan Tritunggal itu berbeda
Artinya salah satu dari mereka menyembah Yesus yang berbeda dong?

Lalu… bagaimana kita bisa menjelaskan kepada saudara-sepupu kita yang hendak menanyakan
“Tuhannya orang Kristen ada 3 yah?”
“Kok Allah beranak sih?”

Itu semua sempat menggelisahkan hatiku
Mengapa hal yang sangat penting seperti ini tidak pernah dibahas di khotbah tiap minggu? Kata hatiku

Tapi… aku tidak boleh menyalahkan gereja
Aku cukup melakukan apa bagianku
Yakni membagikan apa yang sudah aku pelajari kepadamu

Apa yang aku pahami, tentu saja masih belum lengkap…
Aku masih belajar… dan akan terus belajar…
Mungkin kau akan mendapati kesalahan pada apa yang akan aku bagikan padamu…
Jika itu terjadi… mohon jangan menganggapku berusaha menyesatkan…
Sesungguhnya, inipun aku sudah berusaha memberanikan diri untuk membagikan hal sesakral ini kepadamu

Well, aku hanya ingin berbagi…
Terimalah ini sebagai suatu tukar pikiran… dan bukan khotbah…
Karena tidak akan ada penyesatan dalam suatu proses tukar pikiran…
Kau setuju bukan?

Akan tetapi, aku memintamu untuk mematuhi beberapa rules…
Karena mustahil kita bisa mengerti apa yang hendak kita pelajar ini jika kita tidak menaati rules ini..
Here they are:

  1. Kau harus yakin bahwa Allah tidak pernah cacat dalam laku-Nya. Segala sesuatu yang Dia lakukan, yang Dia ucapkan, PASTI ada maknanya.
  2. Kau harus yakin bahwa Alkitab itu BENAR 100%. Artinya, kau harus yakin bahwa sang penulis kitab sedang menulis firman ini bukan dengan kekuatannya sendiri, melainkan dengan tuntunan Roh Kudus.
  3. “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman,“ (Ibrani 3:15)
  4. Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5)


Kita akan mempelajarinya secara bersama-sama…
Secara perlahan… Tidak perlu terburu-buru
Satu demi satu…
dan tentu saja, kau pun harus mengujinya sendiri
dan mungkin kita bisa saling menanggapi?
#silakan message jika kau ingin menanggapi
#aku akan dengan senang hati menerima tanggapan
#bahkan mengubah tulisanku jika aku salah

Oke? Setuju yah….

Terakhir…
Ada seorang tokoh gereja pernah mengatakan…
Jika kau berusaha memahami apa arti Tritunggal… kau akan kehilangan akal sehatmu
akan tetapi
Jika kau berusaha mengabaikannya… kau akan kehilangan nyawamu

Oke… kita akan bahas itu nanti

To be continued….