Dua orang itu di Car Free Day (Part 1)

Aku kira car free day hari ini tidak akan istimewa, seperti minggu lalu
Kau tahu, ini bulan puasa
Yang berarti kemungkinan besar tidak akan ada kemeriahan car free day seperti biasa

Tetapi aku memutuskan untuk tetap berlari pagi
Walaupun masih ada pekerjaan yang belum kuselesaikan
Meskipun masih ada bahan yang penasaran untuk kubaca
Aku tetap pergi berolahraga
Karena refreshing juga adalah bagian dari karirku
Percuma aku menjadi orang yang sangat pintar dan ahli, tetapi aku sakit
Ya… olahraga dan penyegaran juga adalah bagian dari profesiku

Aku pergi keluar tanpa mengharapkan “pesta” seperti biasa
Sungguh tak kuduga, pelajaran yang kudapat hari ini, sungguh unik buatku

Belum saja berjalan jauh, aku bertemu dengan, sebut saja, Pak Andi
Beliau adalah bapak yang sering kutemui saat Persekutuan Doa Malam di gereja
Beliau berpenampilan rapi, nampaknya beliau ingin ke gereja
Tetapi arah langkahnya tidak sedang mengarah ke gereja yang biasa kami kunjungi
Akupun bertanya, “mau ke mana, Pak?”

Beliaupun menjawab bahwa beliau ingin pergi ke gereja di Gedung UOB
Beliau juga mengatakan kalau memang sudah biasa beliau pergi ke berbagai gereja
Akupun ingin mencoba bergereja di tempat lain, sekali-sekali pikirku
Dan kamipun mulai mengobrol
tentang gereja yang ini ada di gedung itu dan gereja yang itu ada di gedung ini
Aku baru menyadari, banyak sekali gereja di sekitar kost-ku

Sampai di sana semua masih baik-baik saja
Tetapi aku mulai bisa menilai tentang sang bapak setelah dia berkata,
Aku bosan di gereja (yang biasa kami kunjungi) itu terus,
aku senang sama gereja di gedung UOB ini, lagunya enak-enak,
aku kan senang nyanyi, jadi senang di sana, lagunya enak-enak,
kalau di gereja kita kan lagunya yang ga kita tahu kebanyakan.”

Aku sempat kaget ketika beliau mengatakan hal seperti itu
Bagaimana tidak, beliau adalah seorang tua yang rajin ikut persekutuan doa malam
Tidak banyak loh orang yang setia ikut doa malam, tetapi beliau rajin
Dan aku bingung mau menyampaikan pendapatku seperti apa kepada beliau
Apakah aku harus meluruskan pemikirannya?
Apakah aku harus “menceramahi” beliau?
Apakah aku harus  menasehati beliau?
Aku harus memperlakukan beliau sebagai seorang yang bagaimana?
Apakah sebagai seseorang yang sama-sama dewasa dalam iman?
Atau sebagai seorang yang nampaknya masih perlu diinjili?
Tetapi beliau rajin ikut doa malam…
Pasti dia adalah orang yang sudah dewasa iman
Tetapi mengapa orang yang sudah dewasa iman berbicara seperti itu
Pasti ada yang bisa kuluruskan, tetapi bagaimana caranya?

Akhirnya, dengan ragu-ragu, aku berkata
“Tetapi kan yah Pak,
kita bergereja memang bukan untuk mengejar kenyamanan pribadi.”
Aku tidak cukup berhikmat dan berani untuk melanjutkan kalimatku.
Dan beliaupun hanya berkata, “iya sih.”

Beliau kemudian langsung mengembalikan pembicaraan tentang gereja-gereja yang banyak itu
Akupun bertanya,
“Bapak gereja sendiri terus yah?
Ibu (maksudku isterinya) tidak ikut yah?”

Dan beliau menjawab
Saya kan masih SINGLE.
Aku kaget luar biasa
Dalam hati aku berkata, “whaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttt????”
Kalau saja aku bersuara, pasti aku bersuara seperti air mendidih di teko
atau seperti suara kapal jadul yang digerakkan tenaga uap….
waaattttt…. waaaattttt

Aku harus menanggapi bagaimana?
Yang kutahu aku hanya bisa menjawab
“Wah, pasti bapak semangat dan fokus sekali dalam karir yah.”

Dari hasil obrolan kami, aku mengatahui bahwa beliau berusia 60 tahun
Beliau bekerja sebagai distributor susu kedelai
Beliau adalah anak bungsu dan kakak beliau ada di kalimantan
Beliau besar di Bandung dan datang ke Jakarta pada tahun 1970-an
Dan semenjak saat itu beliau tinggal di Bendungan Hilir, Jakarta

Sebelum akhirnya kami berpisah, kami membicarakan topik terakhir
Beliau menceritakan tentang bagaimana dia juga beberapa kali ikut gereja advent
Aku baru tahu ternyata advent seberbeda itu dengan iman Kristen
Beliau juga menceritakan bahwa dia sering diajak oleh gembala gereja advent tersebut untuk dibaptis
Dan dia berkata:
Tapi ya saya tolak, saya kan sudah dibaptis, kita ga boleh kan dibaptis dua kali.”

Hatikupun mulai tergerak
Aku harus memberitakan sesuatu kepada bapak ini
Dan pertanyaan beliau menjadi “pintu masuk” bagiku
Akupun menjawab
iya Pak, kita dibaptis Cuma sekali,
tetapi (inilah pesan utamaku) baptisan tidak menjamin keselamatan kita.
Keselamatan kita ada pada….

Perbuatan kita“… beliau langsung memotong

Jawaban beliau membuat semuanya akhirnya jelas
Aku harus menginjili beliau
Aku melanjutkan kalimatku,
“Kita diselamatkan pada saat kita percaya kepada Yesus, Pak
Baptisan tidak menyelamatkan
Misalkan ada seseorang yang percaya pada Yesus
tetapi dia mati sebelum bisa dibaptis, bukankah dia tetap masuk surga?

Dan perbuatan kita juga tidak menentukan keselamatan kita
Bagaimana dengan penjahat yang disalib bersama Yesus
Bukankah dia penjahat dan sampai akhir hidupnya tidak sempat berbuat baik
Tetapi dia percaya bahwa Yesus adalah Raja yang akan datang itu
Dan apa kata Yesus? Dia akan bersama orang itu di Firdaus
Efesus 2 : 8-10 berkata kalau kita diselamatkan karena karunia Allah oleh iman
dan itu bukan hasil jerih payah kita kan yah Pak”

Bapak itu menjawab, “oh iya juga sih

Akhirnya, kami sampai di depan gedung UOB
Sayang sekali, kami harus berpisah, Aku rasa aku belum memberitakan apa-apa
Akupun mengatakan kalau dalam waktu dekat aku akan mengunjungi gereja itu juga
Semoga aku sempat bertemu dengan beliau lagi
Dan menginjili beliau

Kamipun berpisah
Aku melanjutkan berlari dan aku sampai di Bundaran HI
Dan puji Tuhan aku bertemu dengan orang itu

to be continued…

Leave a comment